KULIAH KERJA

on Minggu, 11 Januari 2009

LAPORAN KULIAH KERJA USAHA

Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Kuliah Kerja Usaha UNSOED
Tahun Akademik 2008/2009, semester gasal
Pada Usaha Gerbi
Di Desa Kediri Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas

I. PENDAHULUAN

1.Profil UKM
1.1.Analisis Situasi Desa
Desa Kediri merupakan bagian dari Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas. No kode desa 33.02.18.2001. Daerah tersebut memiliki luas daerah 212.34 Ha. Desa Kediri berbatasan dengan:
Utara : Desa Panggebatan dan Desa Tamansari
Selatan : Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja
Barat : Desa Panusupan, Kecamatan Cilongok
Timur : Desa Kedungwringin, Kecamatan Patikraja
Penduduk desa Kediri berjumlah 3802 jiwa (938 Kepala Keluarga) dengan 1889 jiwa berjenis kelamin pria dan 1913 berjenis kelamin wanita. Mata pencaharian penduduk desa Kediri yaitu: PNS/TNI/Polri (44 orang), Pensiunan (4 orang), petani (286 orang), Buruh tani (274 orang), Pengusaha (25 orang), Buruh Industri (45 orang), pedagang (203 orang), Buruh bangunan (115 orang), Pengangkutan (63 orang), lain-lain (100 orang).
1.2.Analisis Situasi UKM
Lokasi UKM gerbi H. Dulmanan yang dijadikan sebagai lokasi KKU terletak di desa Kediri Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas. Tempat produksi gerbi merupakan tanah milik pribadi yang berada langsung di rumah pemilik. Bangunan untuk produksi berupa bangunan permanen dan beralaskan lantai tanah, sedangkan untuk proses penggorengan dilakukan di lokasi yang sama dengan proses produksi tersebut dengan menggunakan tungku berbahan bakar kayu bakar.
A.Permodalan
Modal yang dimiliki oleh UKM gerbi H. Dulmanan berasal dari modal pribadi. Modalnya berupa dana yang digunakan untuk membeli bahan baku serta peralatan produksi.
B.Bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan gerbi diperoleh dengan cara memesan kepada supplier singkong, kelapa dan gula kelapa, dan membelinya dalam jangka waktu yang ditentukan.
C. Sumber Daya Manusia
Usaha gerbi H. Dulmanan merupakan jenis usaha yang tergolong industri rumah tangga (home industry) dengan jumlah tenaga kerja 20 orang.
D.Manajemen produksi
Produksi gerbi dimulai pada saat bahan baku singkong yang telah dipesan dari supplier singkong. Bahan baku produksi per hari mencapai 150-200 kg singkong dengan harga beli Rp. 1000,00 per kg. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi gerbi selain singkong juga digunakan kelapa dan gula kelapa cetak. Bahan baku produksi per hari mencapai 70-100 butir kelapa dengan harga beli Rp. 2400,00 per butir dan 100-130 kg gula cetak dengan Rp. 3700,00 per kg.
Proses produksi gerbi dimulai dari pengupasan singkong. Singkong yang telah dikupas kemudian dicuci sampai bersih. Singkong bersih diparut, setelah itu dipres. Pengepresan dilakukan selama dua jam untuk menghilangkan pati dan air dalam singkong sehingga hasil parutan singkong tidak pahit dan kering. Sama halnya dengan singkong, kelapa juga diparut. Hasil parutan singkong dan kelapa dicampur untuk kemudian digoreng dalam minyak goreng panas yang telah disiapkan dalam wajan selama kurang lebih 15 menit. Pada saat digoreng ditambah gula kelapa cetak secukupnya. Setelah ditiris, gerbi dibuat berbentuk bulat, dikemas , dan disimpan untuk dipasarkan pada hari kamis dan minggu.
E.Pemasaran Produksi
Pemasaran gerbi dilakukan sendiri dengan dua cara, yaitu dengan memasarkan sendiri gerbi tersebut dengan dijual kepada warung-warung atau secara langsung kepada konsumen dan beberapa konsumen membeli langsung ke rumah produksi. Daerah pemasarannya mencakup wilayah Randudongkal, Wiradesa, Pemalang. Jenis produk yang dijual dikemas menggunakan plastik, 1 bungkus berisi 10 butir gerbi, dan dimasukkan dalam 1 packs berisi 10 bungkus dengan harga Rp. 7.500,00. Pemasaran dilakukan setiap hari kamis dan minggu.
F.Manajemen Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah
Jenis limbah yang dihasilkan dalam proses produksi gerbi berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa kulit singkong dan batok kelapa (kulit kelapa). Kulit singkong digunakan sebagai pakan ternak dan kompos, sedangkan kulit kelapa digunakan sebagai bahan bakar. Limbah cair berupa aci kasar, merupakan hasil pengepresan yang dikeringkan selama dua belas jam. Aci kasar tersebut dijual dengan harga Rp. 2000,00 per kg.
1.3.Diagram Alir Proses Produksi
Singkong dan kelapa
Pengupasan kulit
Pemarutan
Pengepresan singkong parutan
Penggorengan (deep frying) (singkong + kelapa) ditambah gula cetak
Penirisan
Pengemasan
1.4.Analisis Keuangan
Penggalian data dilakukan untuk mengetahui latar belakang UKM gerbi Bapak H. Dulmanan. Adapun rincian bahan produksi untuk produksi gerbi adalah sebagai berikut:

Total Fixed Cost (TFC)
Tenaga Kerja 20 orang
Bagian penggorengan 6 x @ Rp. 10.000,00 Rp. 60.000,00
Bagian produksi (cetak, parut) 10 x @ Rp.8500,00 Rp. 85.000,00
Bagian pengepakan 4 x @ Rp. 8000,00 Rp. 32.000,00
Total Rp. 177.000,00

Total Variabel Cost (TVC)
1.Singkong 150 kg x @ Rp. 1000,00 = Rp. 150.000,00
2.Kelapa 100 kg x @ Rp. 2400,00 = Rp. 240.000,00
3.Gula Cetak 100 kg x @ Rp. Rp. 3700,00 = Rp. 370.000,00
4.Minyak Goreng 18 kg @ Rp. 9.500 = Rp. 171.000,00
5.Kayu bakar = Rp. 50.000,00
6.Plastik + Peralatan pengemasan = Rp. 100.000,00+
Total = Rp. 1.081.000,00

Hasil Produksi 250 packs x @Rp.7500,00 = Rp.1.875.000,00
Harga Jual aci 5 Kg x @Rp.2000,00 = Rp. 10.000,00
Harga Jual = Rp. 1.885.000,00

Keuntungan yang didapat =Rp. 1.885.000,00– Rp.1.081.000,00
= Rp. 804.000,00








2.Permasalahan UKM
A. Permodalan
Modal yang dimiliki oleh UKM gerbi H. Dulmanan hanya berasal dari modal pribadi. Penambahan modal dengan cara pengambilan kredit dari perbankan guna mengembangkan usahanya belum menjadi fokus permasalahan utama. Jumlah alat produksi yang ada sekarang ini memang sudah cukup banyak, akan tetapi ada beberapa yang sudah tidak layak digunakan sehingga dibutuhkan beberapa peralatan produksi yang baru agar tidak mengganggu jalannya proses produksi.
Pencatatan keuangan atau pembukuan sudah dilakukan secara sederhana, akan tetapi manajemen pencatatan belum dilakukan dengan baik. Akibatnya tidak ada target produksi yang akan dicapai setiap proses produksi. Karena mereka menganggap bahwa mereka mendapat keuntungan jika produksi tetap terus dijalankan walaupun tidak ada perhitungan yang pasti tentang laba rugi usaha. Dan mereka hanya mengandalkan penghitungan kasar akan penghitungan keuntungan yang didapatkan.
B. Bahan Baku
Mitra usaha mengandalkan bahan baku dari supplier. Permasalahan yang menyangkut bahan baku tidak menjadi masalah oleh mitra, tetapi mitra menginginkan adanya kualitas bahan baku singkong yang berkualitas lebih baik.
C. Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja usaha ini dijalankan oleh H. Dulmanan, istrinya, anak, dan beberapa pekerja. Kurangnya pemahaman manajemen menjadikan usaha gerbi belum berkembang dengan pesat. Selain itu mengingat dalam proses produksinya usaha gerbi ini bisa dikatakan rawan akan terjadinya kecelakaan kerja akibat panas dari hasil produksi.
D. Manajemen Produksi
Produksi gerbi dimulai pada saat bahan baku berupa singkong sudah tersedia. Produksi biasanya mencapai 130 kg singkong/hari, dan menghasilkan lebih kurang 250 packs dengan harga jual Rp 7.500,00 per packs.
E. Pemasaran Produk
Pemasaran gerbi dilakukan sendiri dengan dua cara, yaitu dengan memasarkan sendiri gerbi tersebut dengan dijual kepada warung-warung atau secara langsung kepada konsumen dan beberapa konsumen membeli langsung ke rumah produksi.
Sistem pemasaran dilakukan dengan mensurvei warung-warung yang sudah berlangganan dan yang akan memesan, setelah selesai melakukan survei pada hari itu juga dilakukan pengiriman kepada konsumen yang sudah memesan. Kegiatan distribusi dilakukan dengan menggunakan motor pribadi dan mobil sewaan ke warung-warung terutama di kawasan Randudongkal, Wiradesa, Pemalang dan ada yang membelinya secara langsung di rumah H. Dulmanana. Pemasaran produk sudah bersifat semi modern, terbukti survei yang dilakukan kepada konsumen terlebih dahulu sebelum didistribusikan. Akan tetapi, kemasan masih relatif sederhana dan belum ada variasi rasa atau rasa manisnya hanya berasal dari gula cetak saja. Produk gerbi H. Dulmanan belum berlabel walaupun sudah memiliki ijin dengan kode P. IRT. 205330222752.
F. Manajemen Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah
Limbah merupakan hasil akhir dari suatu proses produksi yang memiliki nilai ekonomi sangat rendah dan negatif. Jenis limbah yang dihasilkan dalam proses produksi gerbi berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa kulit singkong dan batok kelapa (kulit kelapa). Kulit singkong digunakan sebagai pakan ternak dan kompos, sedangkan kulit kelapa digunakan sebagai bahan bakar. Limbah cair berupa aci kasar, merupakan hasil pengepresan yang dikeringkan. Aci kasar tersebut dijual dengan harga Rp. 2000,00 per kg.

3.Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Tujuan dan manfaat dari pelaksanaan kegiatan KKU gerbi ini adalah:
1.Memberikan kesempatan pada para mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam usaha kecil mitra dan mendapatkan pengalaman berwirausaha.
2.Menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa.
3.Melakukan transfer informasi IPTEK yang telah didapat di bangku kuliah kepada pihak UKM untuk meningkatkan kinerja pengusaha mitra.
4.Membantu pengusaha mitra dalam mengelola usahanya sehingga dapat lebih berkembang.
5.Membantu peningkatan dan pengembangan usaha kecil dan menengah yang potensial dari suatu daerah agar memiliki daya saing tinggi.

Manfaat yang diharapkan setelah dilaksanakannya serangkaian kegiatan KKU adalah;
1.Timbulnya jiwa wirausaha bagi peserta KKU dan secara kreatif dapat menemukan ide yang dapat digunakan sebagai peluang usaha setelah menyelesaikan kuliahnya.
2.Dengan adanya KKU dapat menjadi sarana tukar menukar informasi antara mahasiswa dengan para mitra usaha.
3.Bagi pembimbing kegiatan KKU akan memberikan pengalaman dalam mengaplikasikan teknologi tepat guna yang dikembangkan di perguruan tinggi.



II. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Kuliah Kerja Usaha (KKU) Universitas Jenderal Soedirman Semester Gasal Tahun 2008/2009 di UKM Gerbi H. Dulmanan Desa K Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas telah dilaksanakan selama 35 hari, terhitung mulai 21 Juli 2008 sampai 24 Agustus 2008.
Pelaksanaan kegiatan KKU secara garis besar dapat di bagi menjadi 2 bagian, 5 hari pertama adalah identifikasi masalah dan pembuatan program kerja dan selebihnya adalah pelaksana program kerja baik fisik maupun non fisik. Masing-masing program kerja tersebut dibagi menjadi enam bidang yaitu permodalan, bahan baku, manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, manajemen pemasaran dan manajemen pengelolaan dan pemanfaatan limbah..
1.Jenis Kegiatan
A. Permodalan
Kegiatan Fisik:
1.Pengadaan alat produksi
2.Pengadaan alat bantu pembukuan
3.Membantu pencarian modal dengan Bank Syariah Mandiri
Kegiatan Non Fisik:
- Penataan Administrasi
B.Bahan Baku
Kegiatan Fisik: -
Kegiatan Non Fisik:
- Survey Bahan Baku
C. Sumber Daya Manusia
Kegiatan Fisik:
- Pengadaan Obat-obatan
Kegiatan Non-Fisik: -
D.Manajemen Produksi
Kegiatan Fisik:
- Pengadaan alat kebersihan
Kegiatan Non-Fisik:
1. Membantu proses produksi
2. Penyuluhan inovasi produk
E. Manajemen Pemasaran
Kegiatan Fisik:
1.Labelisasi Kemasan
2.Plangisasi
Kegiatan Non Fisik:
1.Expo UKM
2.Mengikuti proses pemasaran
F. Manajemen Pengelolaan dan Pemanfaatan limbah
Kegiatan Fisik:
- Pemanfaatan Limbah
Kegiatan Non-Fisik:
- Penyuluhan Limbah

2. Capaian Kegiatan
A. Permodalan
Memberikan penyuluhan mengenai pembukuan yang dimaksud adalah penataan administrasi yang bertujuan untuk mengetahui hasil laba hasil penjualan per minggu sehingga dapat digunakan sebagai parameter untuk menganalisa kelayakan usaha yang sedang dijalankan dan mengetahui berapa besar laba yang dapat disishkan untuk investasi modal untuk masa yang akan datang. Kegiatan ini dilakukan setiap hari terhitung mulai tanggal 29 Juli 2008 hingga 22 Agustus 2008
Pengadaan alat produksi diadakan mengingat walaupun jumlah alat produksi yang tersedia sudah cukup banyak namun ada beberapa yang sudah tidak layak untuk digunakan atau rusak sehingga perlu diadakan alat produksi yang baru. Pengadaan alat produksi antara lain enam buah box untuk tempat gerbi yang sudah dikemas dalam plastik kecil, enam buah tampah, serta pembuatan kaos yang nantinya digunakan sebagai seragam UKM Mitra.
Selain alat produksi, alat pembukuan pun perlu diadakan mengingat selama ini mitra hanya menggunakan buku catatan ala kadarnya untuk mencatat segala kegiatan keuangan mereka. Alat pembukuan berupa kalkulator dagang, buku serta alat-alat tulis. Total biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 495.700
B. Bahan Baku
Tidak ada permaslahan yang signifikan dalam bahan baku singkong, hanya perlu diperhatikan tempat penyimpanan singkong agar kualitas singkong tetap baik. Sedangkan untuk bahan baku lain seperti gula merah dan kelapa terdapat pada harganya yang sering berubah-ubah dan kadang cukup signifikan perubahan harganya. Survey dilakukan di daerah Cilongok, Desa Tamansari serta pasar Karanglewas.
C.Sumber Daya Manusia
Mengingat dalam proses produksinya usaha gerbi ini bisa dikatakan rawan akan terjadinya kecelakaan kerja akibat panas dari hasil produksi. Namun tampaknya mitra kurang menyadari akan keselamatan kerja karyawannya hal ini diindikasikan dari tidak tersedianya obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan yang ditimbulkan akibat api atau minyak panas. Oleh karena itu perlu adanya obat-obatan untuk menangani kecelakaan yang mungkin terjadi di tempat usaha. Biaya yang dikeluarkan Rp. 69.000, dilaksanakan pada 26 Juli 2008.
D.Manajemen Produksi
Dalam manajemen produksi kualitas kebersihan lingkungan industri harus diperhatikan dengan baik, karena hal ini akan berdampak cukup signifikan pada hasil produksi, oleh karena itu diperlukan adanya pengadaan alat-alat kebersihan yang cukup memadai di lingkungan usaha atau tempat produksi. Alat-alat kebersihan seperti tempat sampah dan sapu lidi dalam jumlah yang cukup tampaknya dapat membantu mencapai lingkungan industri yang bersih. Dilaksanakan pada 7 Agustus 2008 dengan biaya Rp. 28.500
Membantu atau mengikuti proses produksi pada tempat usaha perlu dilakukan agar tim KKU mengetahui bagaimana proses produksi terjadi secara langsung sehingga tim KKU bisa mengetahi atau mencari dan menemukan apabila terdapat kekurangsesuaian dalam proses produksi dan bisa menemukan cara yang lebih baik dibanding itu.
Penyuluhan inovasi produk dimaksudkan agar produk gerbi dapat bersaing dengan produk sjenis di pasaran dengan adanya inovasi diharapkan produk bisa lebih laku dibanding produk lain sejenis.
E.Manajemen Pemasaran
Labelisasi diperlukan dalam kemasan gerbi H. Dulamanan karena selama ini kemasan besar (packs) hanya berisi sepuluh bungkus gerbi kecil tanpa adanya pengenal bahwa gerbi itu hasi produksi H.Dulmanan dari Desa Kediri. Total Biaya Rp. 79.500
Plangisasi yang menunjukkan gerbi produksi H. Dulmanan merupakan bentuk promosi kepada masyarakat luas pada umumnya. Dilaksanakan pada 6 Agustus 2008 dengan biaya Rp. 75.000
Salah satu kendala yang dihadapi oleh pengusaha gerbi adalah banyak orang yang tidak tahu apa itu gerbi bahkan di daerah Banyumas sendiri. Oleh karena itu diharapkan dengan diadakannya expo UKM dapat lebih mengenalkan gerbi kepada masyarakat banyak. Hal ini merupakan salah satu solusi yang dapat membantu memecahkan masalah diatas. Expo dilakukan sebanyak 1 kali di GOR Satria pada 3 Agustus 2008 dan 1 kali pada saat penutupan KKU di balai Desa Kalikidang 23 Agustus 2008.


F. Manajemen Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah
Penyuluhan limbah dilakukan dengan pendekatan personal dalam suasana santai terhadap mitra,tujuan dari penyuluhan ini agar mitra lebih memaksimalkan pemanfaatan dari limbah yang ada. Jika selama ini mitra hanya menngunakan limbah padat untuk pakan ternak pada penyuluhan ini diberikan pengetahuan bahwa limbah padat berupa kulit singkong dapat digunakan sebagai pupuk kompos.
3. Pembahasan
Faktor Pendorong:
1.Dari segi sifat produk, gerbi merupakan makanan camilan atau snack yang relatif murah harganya sehingga siapapun dapat mengkonsumsinya. Selain itu juga, gerbi yang diproduksi oleh H. Dulmanan relatif alami karena hanya menggunakan gula merah,singkong dan kelapa serta tanpa pengawet sehingga aman untuk dikonsumsi. Bahan baku untuk pembuatan gerbi ini sendiri cukup mudah diperoleh sehingga dapat mempermudah tim KKU dalam melakukan kegiatannya.
2.Keterbukaan pengusaha mitra dalam hal usahanya, sehingga memudahkan tim KKU melakukan inovasi terhadap kegiatan mitra.
3.Adanya kerjasama yang baik dan minat yang cukup besar dari mitra terhadap program kerja tim KKU.
4.Tersedianya alat dan bahan yang memadai sehingga mendukung terlaksananya program kerja KKU.
5.Kerjasama yang baik dengan pihak Pemerintah Desa.
Faktor Penghambat:
1. Dana operasional KKU yang terbatas, sehingga harus digunakan skala prioritas dalam pelaksanaan program kerja KKU serta tim KKU perlu menambah dana dengan iuran dari pribadi dan donatur dari luar.
2.Harga bahan baku banyak yang mengalami kenaikan cukup signifikan seperti gula merah dan kelapa serta harga plastik untuk kemasan menyebabkan biaya produksi naik sedangkan harga jualnya tidak mengalami kenaikan.
















III. DAMPAK KKU TERHADAP KINERJA UKM MITRA


1.Permodalan
Mitra telah dapat melakukan pembukuan yang jelas, sehingga dapat diketahui secara pasti mengenai keuntungan dan kerugian usaha. Mitra juga telah dapat mengatur keuangan dengan baik dan benar. Alat produksi yang dimiliki mitra kini pun lebih baik dan lebih cukup jumlahnya.
2.Bahan Baku
Mitra telah memperoleh tambahan tempat penyimpanan bahan baku sehingga proses produksi dapat bejalan dengan lebih lancar. Ini berguna pula untuk meningkatkan kapasitas produksi sebagai tempat penyimpanan bahan baku tambahan.
3.Sumber Daya Manusia
Pada akhir KKU, mitra telah mengetahui cara yang tepat untuk menangani kecelakan kerja pada saat produksi berlangsung.
4.Proses Produksi
Mitra dapat mengetahui dan mempraktekkan rasa baru gerbi melalui penjelasan dan praktek langsung mahasiswa.
5.Pemasaran
Tim KKU telah melakukan survey pasar untuk diinformasikan kepada mitra sehingga mitra dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan produknya, produk apa yang diminati konsumen dan mempunyai prospek baik, serta daerah mana saja yang mempunyai peluang pasar yang baik.
Tim KKU juga telah memperluas daerah pemasaran mitra melalui kegiatan Expo, sehingga produk lebih dikenal luas. Plangisasi juga telah dilakukan dengan tujuan sebagai sarana promosi dan juga sebagai identitas dari ruang produksi UKM mitra.



















V.REKOMENDASI TERHADAP MITRA


Rekomendasi yang dapat Kami berikan untuk UKM gerbi H. Dulmanan untuk meningkatkan usahanya antara lain;
1.Mitra sebaiknya meningkatkan modal kerja sehingga usaha dapat lebih berkembang.
2.Meningkatkan kapasitas produksi, sehingga keuntungan juga semakin meningkat.
3.Mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan.
4.Mitra sebaiknya tidak melupakan sanitasi atau kebersihan proses produksi sehingga produk yang dihasilkan sehat.
5.Melanjutkan dan bila mungkin menambah diversifikasi produk yang dihasilkan, sehingga konsumen tidak jenuh pada produk yang dihasilkan.
6.Memperluas jangkauan pemasaran produk.
7.Menambah jaringan pasar dengan menjalin kerjasama dengan pihak lain.
8.Mitra sebaiknya melakukan penataan pembukuan sehingga kondisi keuangan usaha lebih jelas.
9.Kelebihan laba yang dihasilkan sebaiknya ditabung untuk pengembangan usaha di masa datang.
10.Mitra sebaiknya harus terus menambah motivasi dan pengetahuan yang dapat diterapkan demi kemajuan usaha.

0 komentar: